100 Tahun Eka Tjipta Widjaja, Membangun Sinar Mas untuk Indonesia melalui Eka Tjipta Foundation

100 Tahun Eka Tjipta Widjaja, Membangun Sinar Mas untuk Indonesia melalui Eka Tjipta Foundation


Di
100 tahun Eka Tjipta Widjaja, banyak pencapaian yang berhasil diraih Sinar Mas sebagai perusahaan multinasional kelas dunia. Dalam hal kebajikan, melalui Eka Tjipta Foundation, Sinar Mas menjadi ‘raksasa baik’ yang terus menebar kebajikan untuk sesama makhluk dan lingkungan.

Saat 100 tahun Eka Tjipta Widjaja semua orang mengenangnya dalam sanubari. Ia pernah hadir memberi makna bagi banyak orang. Di balik insting bisnisnya yang matang, Eka Tjipta Widjaja tak pernah berhenti menebar nilai-nilai kebaikan maupun filosofi yang kini ia wariskan kepada penerusnya dan kepada 400 ribu karyawan Sinar Mas, bahwa hidup harus punya manfaat untuk orang banyak.

Melalui Eka Tjipta Foundation, Eka Tjipta Widjaja tak ingin anak-anak Indonesia seperti dirinya yang hanya tamatan sekolah dasar. Ia ingin generasi penerus bangsa menjadi generasi berdaya saing dalam berbagai hal. Implementasi niat luhur sang filantropi ini menjadi tujuan utama Sinar Mas untuk Indonesia.

Karenanya Eka Tjipta Foundation, memang lebih concern pada dunia pendidikan, lingkungan serta aksi sosial. Sedangkan, dalam kerangka harmonisasi keyakinan, Eka Tjipta Widjaja telah pula membangun Yayasan Muslim Sinar Mas tak hanya bagi karyawan tapi juga untuk masyarakat Indonesia pada umumnya sebagai wujud Sinar Mas dan Keberagaman.

Masa Kecil Eka Tjipta Widjaja yang Penuh Keprihatinan

Terombang-ambing di atas kapal selama tujuh hari membelah lautan luas dari Kota Quanzhou, China, Eka kecil dan ibunya berangkat menuju Kota Makassar menyusul sang ayah agar bisa mengubah nasib dengan berdagang.

Saat itu, Eka masih teramat kecil, 9 tahun tapi sudah dipaksa dewasa oleh keadaan. Di usia dimana anak-anak sebayanya sedang menikmati masa kecilnya dengan banyak permainan, Eka kecil justru berjibaku berkeliling Kota Makassar dengan sepeda untuk menawarkan dagangannya.

Ia pantang menyerah sekaligus gigih. Niatnya membantu keluarga untuk mengubah nasib, pelan-pelan berhasil melalui keringat dan lelah yang tak pernah ia hiraukan. Ia berhasil membantu sang ayah dengan memperbaiki tempat tinggal agar lebih layak, tak lagi berdinding bambu beratap rumbia.

Tiga tahun kemudian, saat usia Eka sudah 12 tahun, ia diminta ayahnya untuk sekolah. Saat di tes, kemampuan pengetahuannya amat terbatas karena ia terlanjur terbiasa berniaga, hingga akhirnya ia harus memulai dari kelas satu.

Tapi Eka menolak. Ia mau langsung kelas tiga sesuai dengan anak-anak sebayanya,”saya terus pegangi kaki kepala sekolah. Saya sembah. Saya ciumi kaki itu," ujar Eka seperti dikutip dari tulisan Dahlan Iskan di Disway.

Ada kisah lucu lain ketika Eka Tjipta kecil berdebat soal urutan pelajaran berhitung yang idealnya dimulai dari tambah-kurang-bagi-kali, dikoreksi oleh Eka menjadi kali-tambah-kurang-bagi,"kalau belum-belum sudah dikurangi dan dibagi mana cukup," katanya mengenang.

Guru berhitung kesal padanya, dan kemudian mengangkat Eka dengan kaki diatas, kepala dibawah. "Hayo, sekarang berjalanlah. Bisa nggak," bentak sang guru. Sambil terus memegang dua kaki Eka di atas.

"Tidak bisa. Ampun," teriak Eka.

"Nah begitu juga berhitung. Tidak bisa dibalik-balik," ujar sang guru kala itu.

Setamat sekolah dasar, Eka tak mau melanjutkan sekolah, bukan karena malas, tapi lagi-lagi ia membalikkan kebiasan pada umumnya, siang bekerja cari uang, malam sekolah dengan memanggil guru.

Secara legalitas, ijazahnya memang cuma tamatan SD, tapi soal pengetahuan, levelnya SMA. Dan satu lagi, ia sudah punya bekal pengalaman kerja di dunia usaha yang mumpuni.

Eka kecil memang punya jiwa sedikit nyeleneh, tapi itu justru menunjukkan kecerdasannya apalagi soal berniaga. Itu juga yang ia lakukan ketika membangun Sinar Mas yang kemudian hari menjadi raksasa bisnis.

Filosofi Eka Tjipta Widjaja dalam Eka Tjipta Foundation

Seperti dikutip dari Forbes tahun 2019, saat Eka Tjipta wafat, total kekayaannya tercatat senilai US$ 9,6 miliar atau setara Rp 134 triliun yang menempatkannya sebagai orang terkaya nomor dua di Indonesia.

Sinar Mas menjelma menjadi perusahaan multinasional melalui tujuh pilar bisnis yang meliputi; pulp dan kertas, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang properti dan real estate, energi dan infrastruktur, telekomunikasi, layanan kesehatan.

Sejalan dengan hasil Sinar Mas yang diperoleh melalui proses panjang penuh perjuangan berliku menghadapi berbagai krisis dengan semangat pantang menyerah, Eka Tjipta Widjaja merasa masih belum puas memberikan kontribusi untuk Indonesia.

Ia ingin apa yang telah dicapainya saat ini bisa dinikmati oleh semua orang di Indonesia, sebagai upaya membangun nilai melalui Sinar Mas untuk Indonesia serta menyandingkan Sinar Mas dan Keberagaman melalui berbagai aktivitas pendidikan, sosial, keagamaan dan lingkungan.

Sebagaimana nilai-nilai yang terus diwariskan Eka Tjipta Widjaja tentang kebajikan. Ia menuntut untuk hidup hemat tapi soal beramal harus sebanyak-banyaknya.

Tentang Eka Tjipta Foundation


100 Tahun Eka Tjipta Widjaja, Membangun Sinar Mas untuk Indonesia melalui Eka Tjipta Foundation


Melalui filosofi hidup Eka Tjipta Widjaja, yakni; berintegritas, bersikap positif, berkomitmen, melakukan perbaikan berkelanjutan, inovatif dan loyal yang kemudian menginisiasi lahirnya Eka Tjipta Foundation (ETF) pada tahun 2006.

Eka Tjipta Foundation dikhususkan sebagai sebagai wadah pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan bagi seluruh unit usaha Sinar Mas.

Salah satu yayasan filantropis terbesar di Indonesia yang memiliki visi berkarya dan berbakti membangun negeri yang terbaik bagi Indonesia ini memang amat memperhatikan sektor pendidikan tapi bidang lain juga tetap mendapat porsi yang sama, seperti; keberpihakan terhadap UMKM, konservasi lingkungan, pembangunan infrastruktur paling mendasar di masyarakat dan aktivitas sosial lain yang langsung menyentuh sendi kehidupan masyarakat.

Dengan slogan “Menanam Kebaikan Menuai Kesejahteraan”, Eka Tjipta Foundation bergerak cepat memperbaiki bangunan lima SD di Yogyakarta yang hancur karena gempa pada 27 Mei 2006.

Melalui program pendidikan untuk kehidupan yang bekerjasama dengan Junior Achievement Indonesia, ETF mengajarkan kewirausahaan dan praktik bisnis profesional kepada 3.500 siswa SMA di Jawa Timur.

Kemudian ada pula, program Tjipta Sarjana Bangun Desa (TSBD) dan Tjipta Pemuda Bangun Bangsa (TPBB) yang dirancang khusus untuk membantu mahasiswa berprestasi yang diutamakan berasal dari sekitar wilayah unit-unit usaha Sinar Mas.

Empat tahun berjuang membantu pengembangan pendidikan di Indonesia, pada bulan Maret 2010 Eka Tjipta Foundation meraih penghargaan dari Forbes Asia sebagai satu dari 48 Heroes of Philanthropy.

Tak hanya itu saja, di bulan Juli 2010, Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) juga mengganjar Eka Tjipta Foundation sebagai pemberi beasiswa S1 terbanyak kepada 2.018 mahasiswa berprestasi di 30 universitas mitra untuk tahun 2007/2008 dan tahun 2008/2009.

Ketua Umum Eka Tjipta Foundation (ETF) Hong Tjhin mengatakan, pihaknya berikhtiar melestarikan filosofi hidup Eka Tjipta Widjaja sebagai pendiri Sinar Mas.

“Yayasan berikhtiar melestarikan filosofi hidup Eka Tjipta Widjaja, yakni berintegritas, bersikap positif, berkomitmen, melakukan perbaikan berkelanjutan, inovatif dan loyal. Pendidikan adalah landasannya,” kata Hong Tjhin dalam siaran persnya Februari 2022 lalu.

Implementasi filosofi itu dilakukan Eka Tjipta Foundation melalui program yang berlangsung dengan dukungan pilar bisnis Sinar Mas, yakni menjangkau masyarakat sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara sebangsa dalam konsep Sinar Mas untuk Indonesia.

Dalam bidang pendidikan, ETF mempraktekkan secara langsung bantuan pembangunan gedung sekolah, kampus dan sarana dan prasarana pendukungnya, serta penyaluran beasiswa.

Tercatat sejak 2007 hingga penghujung 2021, lebih dari 3.400 beasiswa telah tersalurkan kepada masyarakat pada berbagai jenjang pendidikan. Pada sentra perkebunan kelapa sawit, Sinar Mas yang berlokasi di pelosok negeri menghadirkan pula Sekolah Eka Tjipta.

Sekolah ini didirikan guna memenuhi kebutuhan pendidikan dasar dan menengah di sana dengan standar sekolah nasional secara gratis. Terdapat lebih dari 250 sekolah bagi siswa yang lazim disebut ‘anak-anak kebun’ di Sumatera, Kalimantan serta Papua, dan secara berkala kapasitasnya terus ditingkatkan.

Sementara itu, revitalisasi sekolah kejuruan digagas untuk membantu memberdayakan pendidikan vokasi di Indonesia. Berawal pada 2019, inisiatif bertujuan memperkuat link and match atau menghubungkan dan mencocokkan antara pendidikan vokasi dengan dunia industri, usaha, dan dunia kerja di sejumlah kota.

Wujud dari link and match adalah sinkronisasi kurikulum, pengembangan soft skills atau keterampilan lunak dengan project base learning atau pembelajaran berbasis proyek.

Kemudian ada juga pengajar dari kalangan industri, praktik kerja industri, sertifikasi kompetensi, kesempatan bagi pengajar untuk belajar di industri, termasuk komitmen menyerap para lulusannya.

Guna menyesuaikan proses pembelajaran dengan kompetensi yang dibutuhkan sektor industri, Eka Tjipta Foundation turut merenovasi ruang kelas dan memperbarui peralatan praktikum sesuai dengan spesifikasi industri.

Hingga 2021, tercatat sebanyak enam sekolah menengah kejuruan atau vokasi telah direvitalisasi, dengan lebih dari 400 pelajar merasakan manfaatnya. Salah satunya diwujudkan melalui program pendidikan Digital Marketing and Communications.  Kemudian, di akhir tahun 2021, Eka Tjipta Foundation juga memberikan bantuan beasiswa bagi pelajar yang kehilangan orang tua akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.

Besarnya perhatian Eka Tjipta Widjaja terhadap dunia pendidikan, lanjut Hong Tjhin adalah bentuk komitmen Eka Tjipta Widjaja terhadap masa depan anak-anak Indonesia. Ia tak ingin generasi penerus bangsa seperti dirinya yang tak sempat merasakan sekolah lanjutan demi memenuhi kebutuhan hidup.

“Itu menjadikan dirinya tak pernah lupa membuka akses yang luas bagi masyarakat guna mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini yang kami lanjutkan hingga sekarang,” ujarnya.

 “Kami percaya pendidikan punya peran penting membangun kemandirian berikut kesejahteraan masyarakat. Terlebih Indonesia tengah membidik momen Indonesia Emas tahun 2045 nanti, berlandaskan sumber daya masyarakat (SDM) yang unggul dan kompeten. Selaras dengan filosofi Pak Eka tadi,” terang Hong Tjhin.

Makna Bodhisattva Seribu Tangan dalam Eka Tjipta Foundation


100 Tahun Eka Tjipta Widjaja, Membangun Sinar Mas untuk Indonesia melalui Eka Tjipta Foundation
Eka Tjipta Widjaja dan keluarga bertemu dengan Master Cheng Yen, pimpinan Tzu Chi di Hualien, Taiwan tahun 1998. foto: Sinar Mas

Ada satu hal yang menarik, yang juga menjadi alasan kuat dibangunnya Eka Tjipta Foundation adalah ketika pertengahan tahun 1998, Eka Tjipta Widjaja dan putranya Franky Oesman Widjaja bertemu dengan pemimpin Tzu Chi, Master Cheng Yen di Hualien, Taiwan

Tzu Chi adalah sebuah organisasi kemanusiaan dunia yang menerapkan kebajikan melalui cinta kasih secara universal dengan terus konsisten menyalurkan bantuan di lebih dari 120 negara di dunia

Dalam pertemuan itu, baik Eka Tjipta maupun Franky amat terkesan dengan makna Bodhisattva seribu tangan yang bermakna welas asih terhadap siapapun untuk terus membantu dan terus berbuat kebajikan.

Oleh Eka Tjipta Widjaja, makna itu kemudian diwujudkan melalui pendirian Eka Tjipta Foundation yang di awal pendiriannya memang dikhususkan untuk memberikan perhatian terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Meskipun jauh sebelumnya, pada awal 1980-an bersama beberapa teman sejawat sesama pengusaha, Eka Tjipta pernah berinisiatif menggalang dana abadi yang menjadi modal awal berdirinya yayasan sosial karitatif di bidang pendidikan, Yayasan Prasetiya Mulya di tahun 1982.

Yayasan ini seiring perjalanan waktu menghadirkan lembaga pendidikan manajemen hingga bertransformasi menjadi universitas dengan membuka program sarjana. Ide yang saat itu muncul berlatar niatan menghasilkan para entrepreneur andal, bermartabat, berbudaya, dan beretika.


100 Tahun Eka Tjipta Widjaja, Membangun Sinar Mas untuk Indonesia melalui Eka Tjipta Foundation


100 Tahun Eka Tjipta Widjaja: Lahir, Berjuang, Berjaya dan Bermanfaat

100 tahun lalu, tepatnya 27 Februari 1921 seorang bayi bernama Oei Ek Tjhong lahir di Kota Quanzhou, Fujian, China. Fajar menyambut kelahirannya dengan sinar cerah keemasan seolah sedang memberi tanda kepada dunia tentang lahirnya sosok pantang menyerah itu.

Sembilan tahun kemudian, Eka Tjipta kecil terombang-ambing diganasnya laut bersama sang ibu menuju ke Kota Makassar menyusul sang ayah untuk mengubah nasib.

Masa kecilnya nyaris tak ada jeda untuk bermain. Sepenuhnya ia baktikan untuk membantu orang tuanya berjualan. Dari pintu ke pintu, Eka kecil menawarkan dagangannya sampai berhasil membantu memperbaiki rumah keluarganya dan membeli becak bekas.

Beranjak remaja, Eka Tjipta Widjaja telah menjajal berbagai usaha, dari hasil bumi sampai menjadi kontraktor kuburan. Dari berniaga kopra hingga menjadi pengepul besi rongsok.

Hari-harinya adalah perjuangan yang penuh tantangan, tapi Eka Tjipta Widjaja tak pernah pantang menyerah. Ia terus berusaha, apapun hambatannya. Prinsipnya jelas. “Kesulitan apapun yang dihadapi, asal punya keinginan untuk berjuang, pasti semua kesulitan bisa diatasi.”

Di usia 37 tahun tonggak bisnisnya kian tercapai. Eka Tjipta Widjaja pindah ke Surabaya dan sukses besar. Cikal bakal Sinar Mas pun hadir melalui CV. Sinar Mas yang ia dirikan tahun 1962.

Usahanya berkembang pesat, sampai dengan hari ini, Sinar Mas Group telah memiliki sedikitnya tujuh pilar bisnis yang meliputi; pulp dan kertas, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang properti dan real estate, energi dan infrastruktur, telekomunikasi, layanan kesehatan.

Semua lini bisnis Sinar Mas Group itulah yang kemudian mewujud menjadi raksasa bukan hanya di Indonesia tapi juga level dunia. Kiprah Sinar Mas Group menjadi salah satu perusahaan penopang sektor perekonomian Indonesia.

Eka Tjipta Widjaja yang berhasil membangun Sinar Mas dari keringat dan semangatnya hingga menjadi perusahaan berkelas dunia dengan jumlah karyawan hingga 400.000 orang, terus mewarisi enam filosofi hidupnya' berintegritas, bersikap positif, berkomitmen, melakukan perbaikan berkelanjutan, inovatif dan loyal.

100 tahun Eka Tjipta Widjaja adalah tentang kegigihan dan semangat pantang menyerah yang terus ia tanamkan kepada siapapun. Ia adalah orang tua, pimpinan sekaligus guru bagi banyak pengusaha nasional.

Hari ini, besok dan nanti, wajah yang selalu dihiasi dengan senyum yang khas penuh kehangatan itu akan selalu ada dan memberi makna tersendiri buat anak-anak Indonesia. Selamat jalan pahlawan... (Abitya Akbarsyah)


100 Tahun Eka Tjipta Widjaja, Membangun Sinar Mas untuk Indonesia melalui Eka Tjipta Foundation

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama