Bandar Lampung (Forum) – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moleloek (RSUDAM) Lukman Pura akan diperiksa penyidik Satreskrim Polresta Bandar Lampung terkait kasus setoran proyek.
Penyidik Reskrim Polresta Bandar Lampung telah melayangkan
surat panggilan yang ditujukan pihak dari RSUDAM yaitu direktur RSUDAM, Lukman
Pura dan diminta keterangan, Selasa (10/10).
Sementara itu terlapor dugaan tipu gelap proyek rehab Rumah
Sakit Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) telah dilakukan panggilan oleh penyidik
reskrim untuk diminta keterangan sebagai saksi namun terlapor tidak hadir.
"Terlapor sudah dilakukan pemanggilan sebanyak dua kali
melalui surat oleh penyidik tetapi tidak hadir. Penyidik kirim surat ke pihak
RSUDAM dan ditujukan kepada Direktur RSUDAM," ujar sumber, Senin (9/10).
Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Dennis Arya
Putra ketika dikonfirmasi terkait pemanggilan Direktur RSUDAM akan konfirmasi
ke penyidiknya."Nanti cek ya," ujarnya melalui pesan WhatsApp, Senin.
(9/10)
Sebelumnya diberitakan penyidik segera gelar perkara setelah
terlapor dua kali tidak hadir memenuhi panggilan penyidiknya.
"Kita akan minta keterangan saksi ahli dan segera gelar
perkara dan dari situ disimpulkan upaya peningkatan status dan terlapor akan
dipanggil kembali jika tidak datang maka kita akan lakukan upaya
paksa,"ujarnya.
Kasus dugaan tipu gelap itu dilaporkan oleh seorang
kontraktor bernama Arief Budiman dengan terlapor makelar proyek berinisial DI,
Kamis (17/8).
Laporan ke Polresta Bandar Lampung itu tertertuang dalam
LP/B/1201/VIII/2023/SPKT/POLRESTA BANDAR LAMPUNG/PONDA LAMPUNG tanggal 17
Agustus 2023 pukul 21.55 WIB.
Dalam uraian laporan Arief Budiman menyebutkan dia
melaporkan (DI) atas dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan janji
pengerjaan proyek rehab bangunan RSUDAM 14 Juni 2021 sekira pukul 20.00 WIB.
Terlapor DI mengimingi korban Arief Budiman proyek rehap bangunan
di RSUDAM tahun anggaran 2021-2022 dengan nilai kurang lebih Rp 3,4 miliar dan
korban wajib menyetor uang senilai Rp. 700 juta.
Namun setelah korban menyetorkan uang sesuai yang diminta
oleh korban yaitu Rp 700 juta dan terlapor tidak bisa dihubungi, korban
mengalami kerugian Rp 700 juta dan akhirnya korban Arief Budiman melapor ke
Polresta Bandar Lampung. (FB-06)