Pisang Mas Kabupaten Tanggamus. Foto: Ist |
Pisang Mas asal Kabupaten Tanggamus berhasil menembus pasar global, dan di ekspor ke berbagai negara di Timur Tengah dan Asia karena kualitasnya yang unggul. Keberhasilan ini tak terlepas dari upaya Pemerintah Kabupaten Tanggamus yang bersinergi dengan pihak swasta dan para petani.
Tanggamus - Pujiyono (44) warga Desa Sumber Mulyo, Kecamatan Sumber Rejo, Kabupaten Tanggamus tak lagi pusing memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dua hektar
kebun Pisang Mas miliknya kini mampu memberikan penghasilan hingga lebih dari
Rp300 juta tiap empat bulannya. Pujiyono bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan
keluarganya, tapi juga membiayai pendidikan kedua anaknya hingga tingkat
universitas dari hasil budidaya Pisang Mas.
“Dua tahun
lalu, saya masih membudidayakan kopi, tapi karena hasilnya kurang bagus,
akhirnya setelah mendapat pembinaan dari Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus,
pelan-pelan saya mulai beralih ke Pisang Mas ini. Dan, hasilnya sungguh
memuaskan,” kata Pujiyono.
Pemerintah
Kabupaten Tanggamus memang terus gencar mengajak petani di daerah ini untuk
membudidayakan tanaman yang memiliki pangsa pasar ekspor.
Bupati
Tanggamus, Dewi Handajani dalam setiap kunjungannya ke berbagai desa di
Kabupaten Tanggamus terus menyosialisasikan tanaman hortikultura yang memiliki
nilai ekonomis tinggi dan berpotensi menembus pasar global.
“Ini
menjadi salah satu cara dan program saya untuk meningkatkan taraf hidup petani
dengan melihat peluang pasar global melalui tanaman budidaya hortikultura yang
memiliki nilai ekonomis tinggi,” jelas Bupati Dewi Handajani.
Upaya Dewi
Handajani itu bukan tanpa alasan, ia tahu betul potensi Kabupaten Tanggamus di sektor
pertanian,”Kabupaten Tanggamus ini memiliki tanah yang subur karena berada di
dataran tinggi sehingga kualitas hasil budidaya juga bisa maksimal. Lihat saja,
Pisang Mas asal Tanggamus menjadi satu-satunya komoditas yang paling diminati
di China dan Saudi Arabia karena kualitasnya yang baik,” jelasnya lagi.
Hasilnya,
sejak tahun 2017 hingga saat ini luas areal budidaya Pisang Mas di Kabupaten
Tanggamus terus bertambah dari yang semula hanya 200-an hektare kini luas areal
budidaya Pisang Mas sudah mendekati angka 500 hektar.
Saat ini
pula, sudah terdapat sebanyak 800 petani Pisang Mas yang tergabung dalam
Koperasi Hijau Makmur yang menjadi wadah bagi para petani untuk menjual hasil
pertaniannya kepada pihak swasta.
“Peran
Dinas Pertanian saya maksimalkan, khususnya dalam hal pembinaan dan penyuluhan
agar petani mendapat pendampingan yang maksimal dalam hal metode budidaya dan
penanganan tanaman dan pasca panen yang benar agar hasil panen bisa memenuhi
standar ekspor,” terang Dewi Handajani lagi.
Tak hanya
itu saja, Bupati Dewi Handajani juga mengoptimalkan pemberian bantuan hingga
akses permodalan bagi para petani baik melalui pihak swasta maupun melalui
perbankan.
Dari sisi
pemasaran, ia juga menggandeng pihak swasta yang akan menyerap seluruh hasil
panen Pisang Mas petani dengan harga yang sesuai sehingga sejak proses produksi
hingga panen, petani benar-benar merasa terjamin.
“Sejak
hilir hingga hulu, termasuk pengolahan dan pengemasan Pisang Mas benar-benar
kami pastikan sudah sesuai dengan kebutuhan pasar ekspor,” papar Bupati
Tanggamus ini lagi.
Pengembangan
tanaman hortikultura berorientasi ekspor ini memang menjadi bagian dari program
Bupati Dewi Handajani yang sudah ia gencarkan sejak ia menjabat sebagai Bupati
Tanggamus.
“Tujuan
utamanya tentu saja adalah untuk kesejahteraan petani dengan membidik pasar
ekspor yang peluangnya sangat besar dengan daya dukung yang dimiliki oleh
Kabupaten Tanggamus ini. Saat ini, semua tanaman budidaya maupun peternakan
yang dikembangkan di Kabupaten Tanggamus ini orientasinya adalah ekspor,” jelas
Dewi Handajani.
Hasilnya
saat ini, lanjut Dewi Handajani lagi, para petani sudah merasakan manfaat dari
budidaya berorientasi ekspor yang menjadi program unggulan Pemkab Tanggamus.
Bahkan,
ketika pandemi Covid-19 berlangsung, para petani Pisang Mas di Kabupaten
Tanggamus mampu bertahan dan tetap memiliki penghasilan yang memadai.
“Saat
pandemi, petani kita tak hanya mampu bertahan, mereka bahkan bisa menunjukkan
eksistensinya melalui kualitas budidaya Pisang Mas yang terus membaik dari
tahun ke tahun dengan permintaan ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya,”
kata Dewi Handajani lagi.
Bupati Tanggamus, Dewi Handajani (kanan) sedang mendampingi Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki ketika menjajal kenikmatan Pisang Mas di Tanggamus. Foto: Ist |
Permintaan Ekspor Pisang Mas Tanggamus Kian Tinggi
Tingginya
kualitas Pisang Mas asal Kabupaten Tanggamus ini pula yang membuat permintaan
ekspor dari berbagai negara kian tinggi. Dengan daerah tujuan ekspor meliputi;
China, Hongkong, Malaysia, Singapura dan Uni Emirat Arab.
Volume
kebutuhan ekspor terhadap Pisang Mas Tanggamus ini juga terus bertambah setiap
tahunnya terlebih pasca pandemi Covid-19 yang membuat perekonomian global mulai
membaik.
Balai
Karantina Pertanian dan BPS mencatat pertumbuhan nilai ekspor komoditas Pisang
Mas asal Tanggamus menunjukkan tren pertumbuhan yang baik. Saat ini, total
nilai ekspor Pisang Mas dari petani di Kabupaten Tanggamus sudah mencapai Rp200
miliar pertahunnya.
Melihat
tingginya permintaan terhadap Pisang Mas itu pula, Bupati Tanggamus Dewi
Handajani terus melakukan perluasan areal budidaya Pisang Mas termasuk
pengelolaan produk pasca panen agar hasilnya bisa lebih maksimal lagi.
“Kita
bekerjasama dengan pihak swasta untuk melihat peluang-peluang baru dari
komoditas Pisang Mas ini agar punya nilai jual yang lebih baik lagi di pasar
ekspor termasuk memperluas negara-negara yang menjadi tujuan ekspor sembari
memacu pertumbuhan produktivitas Pisang Mas agar lebih banyak lagi untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan ekspor,” terang Bupati Dewi Handajani lagi.
Selain itu,
Dewi Handajani juga mengimbau para petani untuk tetap menjaga kualitas Pisang
Mas sesuai permintaan pasar ekspor, karena kualitas inilah yang menjadikan
Pisang Mas Tanggamus mampu bersaing di pasar internasional.
Seperti
diketahui, pasar global lebih menyukai karakter Pisang Mas asal Tanggamus
karena memiliki tekstur yang renyah, manis serta memiliki kandungan gizi,
serat, mineral dan vitamin yang sangat baik untuk tubuh.
Selain itu,
kekhasan lain dari Pisang Mas Tanggamus adalah bentuknya yang cenderung padat,
dengan warna kulit kuning keemasan serta memiliki corak berupa bercak coklat
yang menjadi penanda rasa dari Pisang Mas itu sendiri.
“Keunggulan utama dari Pisang Mas asal Tanggamus ini adalah proses budidayanya yang dilakukan di dataran tinggi sesuai dengan kontur geografis Kabupaten Tanggamus, sehingga membuat karakter, rasa dan kandungan gizi yang lebih baik,” ujar Dewi Handajani lagi.
Kabupaten Tanggamus Ditetapkan sebagai Kawasan Pengembangan Hortikultura di Indonesia
Upaya
Pemkab Tanggamus yang terus memaksimalkan potensi tanaman hortikultura
berorientasi ekspor ini bahkan mendapat apresiasi dari Kementerian Pertanian
yang menilai kiprah Pemkab Tanggamus dengan mengembangkan budidaya Pisang Mas
telah mampu membawa kesejahteraan bagi para petani.
Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungannya ke Kabupaten Tanggamus
beberapa waktu lalu secara khusus meminta Bupati Tanggamus untuk terus
mengembangkan tanaman budidaya berorientasi ekspor untuk kemajuan daerah
sekaligus memberikan peningkatan ekspor komoditas pertanian di Indonesia.
Tak hanya
itu saja, Menteri Pertanian juga menetapkan Kabupaten Tanggamus sebagai daerah
percontohan pengembangan kawasan hortikultura di Indonesia.
“Saat ini,
komoditas pertanian kita memang lebih dimaksimalkan untuk berorientasi ekspor
karena itu apa yang telah dilakukan oleh Pemkab Tanggamus ini patut
diapresiasi,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungannya ke
Tanggamus.
Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam kunjungannya ke
Lampung juga meminta Pemerintah Kabupaten Tanggamus untuk terus menggenjot
sektor tanaman budidaya berorientasi ekspor untuk memacu pertumbuhan ekonomi
nasional dari sektor pertanian.
“Apa yang
sudah dikembangkan dan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus perlu
dicontoh oleh daerah lain yang memiliki potensi untuk pengembangan tanaman
budidaya berorientasi ekspor karena hasilnya tak hanya mampu menyumbang pertumbuhan
ekonomi secara nasional tapi juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani,” kata
Airlangga Hartarto ketika melepas ekspor Pisang Mas ke Singapura beberapa waktu
lalu. (Abitya Akbarsyah)